LAPORAN
PENDAMPINGAN SEKOLAH BINAAN
SEKOLAH ADIWIYATA TAHUN PELAJARAN
2019\2020
OLEH
SMPN 2 BALEN-BOJONEGORO
CALON SEKOLAH ADIWIYATA MANDIRI
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Bojonegoro pada dekade mendatang
menjadi penghasil minyak bumi terbesar Nasional yang
dikelola Pertamina dan Exon mobil. Kehadiran tenaga ahli asing membawa pengaruh yang besar. Budaya asing yang tidak baik dengan mudah akan meracuni generasi
mudah. Oleh karena itu strategi pendidikan harus mampu menjadi filter masuknya budaya
asing serta mampu mempertahankan
dan mengembangkan budaya asli
daerah. Juga perlunya
antisipasi dampak kerusakan lingkungan,
kerusakan hutan, pencegahan dan
meminimalisir pencemaran,
pencegahan polusi udara serta usaha usaha
pelestarian alam.
Adanya beberapa hal diatas maka usaha kami ingin mewujudkan
SMPN 2Balen menjadi sekolah yang bisa memberi bekal
pemahaman, mengubah
sikap perilaku warga sekolah
untuk peduli dan berwawasan Lingkungan Hidup sebagai sekolah
adiwiyata mulai tingkat Kabupaten, tingkat Propinsi Jawa Timur, sekolah adiwiyata
tingkat Nasional dan
selanjutnya menuju sekolah ADIWIYATA
MANDIRI. Ternyata jerih payah warga sekolah keluarga besar SMP Negeri 2 Balen mampu mencapai
tingkat Nasional, yang akhirnya mendapat penganugrahan sebagai sekolah Adiwiyata
Nasional khususnya dalam
menanamkan sikap perilaku warga sekolah untuk peduli dan
berbudaya lingkungan masa kini dan berkelanjutan.
Oleh karena SMPN 2 Balen adalah sekolah adiwiyata nasional
maka kami merasa
mempunyai kewajiban dan berkeinginan melakukan imbas pendampingan kepada sekolah lain
agar turut menjadi sekolah yang peduli terhadap upaya perlindungan pengelolaan lingkungan
hidup
B. Landasan / Dasar Hukum
Adapun landasan
/ dasar hukum Program
Sekolah Adiwiyata
adalah sebagai berikut :
Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009
Tentang Pedoman
Pelaksanaan
Program Adiwiyata
Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara LH dengan Mendiknas
Nomor
03 / MENLH / 02
/ 2010
Nomor
01 /11 / KB / 2010
Tentang Pendidikan Lingkungan Hidup
-
Persayaratan menuju sekolah Adiwiyata Mandiri
Melakukan pendampingan kepada sekolah 3 sekolah imbas untuk menjadi sekolah adiwiyata, minimal menjadi sekolah adiwiyata
tingkat kabupaten.
BAB II
SASARAN SEKOLAH IMBAS
Dalam rangka mengajak dan melakukan pendampingan kepada sekolah lain agar turut menjadi sekolah adiwiyata, kami mengundang beberapa sekolah untuk datang ke SMPN 2
Balen agar bersedia menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan hidup. Berikut ini daftar
nama-nama sekolah yang sudah di bina oleh SMPN 2 Balen mulai maju sebagai sekolah
Adiwiyata Kabupaten hingga menuju sekolah
Adiwiyata Propinsi.
NO |
N A M A |
KETERANGAN |
1. |
SMPN 1 SUGIHWARAS SMPN 2 SUGIHWARAS
SMPN 1 KEPOHBARU SMPN 2 KEPOHBARU SMPN 2 KEDUNGADEM |
ADIWIYATA
KABUPATEN TAHUN 2018 ADIWIYATA
KABUPATEN TAHUN 2018 ADIWIYATA
KABUPATEN TAHUN 2018 ADIWIYATA
KABUPATEN TAHUN 2018 ADIWIYATA
KABUPATEN TAHUN 2018 |
2. |
||
3. |
||
4. |
||
5. |
||
. |
BAB III
MATERI PEMBINAAN / PENDAMPINGAN
Untuk mewujudkan
sekolah adiwiyata
ini ada beberapa masalah yang dihadapi sekolah
terkait dengan lingkungan sekitarnya, antaralain
:
1. Masalah hal – hal yang terlihatnyata, misalnya SEKAM
-. MasalahSampah
Sampah berserakan dan semakin hari semakin menggunung
dan yang kita jumpai ada
sampah daun, sampah kertas, sampah plastik. Pembuangan sampah yang overload penyelesaiannya adalah dibakar.
-. Keanekaragaman Hayati
Pohon penghijauan yang ada di sekitar sekolah perlu penambahan. Perlu kita tambah
jenis dan jumlahnya yaitu mulai tanaman bunga hias,
tanaman perindang,
tanaman peneduh.
-. Tersedianya Kebutuhan Air
Kebutuhan
air semakin hari semakin banyak sehingga kita kekurangan air di musim
kemarau. Namun
kebutuhan air semakin sedikit
dan bahkan adanya
air menjadi masalah banjir lokal
di musim penghujan.
-. Penghematan Energi
Kebutuhan
energy cukup tinggi dan kuantitas pemakaiannya juga mengalami
peningkatan terus menerus sepanjang tahun. Maka belum adanya usaha
penghematan pemekaian energy dan penghematan sumber daya alam.
-. Makanan / Kantin
Belum terpantaunya secara maksimal kualitas makanan anak
– anak dari kantin sekolah. Apakah sudah bebas dari bahan – bahan tambahan yang merupakan racun
bagi pencernaan tubuh.
Juga masih banyak ditemukan bungkus
kue jajanan anak dari kantin yang belum ramah
lingkungan, misalnya bungkus plastik.
2. Sudahkah warga sekolah bersikap
peduli dan membudayakan lingkungan yang bersih, nyaman dan peduli terhadap pelestarian lingkungan,
pencegahan kerusakan,
pencegahan
pencemaran?
LANGKAH-LANGKAH MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA
A PEMBENTUKAN TIM ADIWIYATA DAN ATAU POKJA
Suatu Program Sekolah Adiwiyata akan
berjalan dan berkembang dengan lancar apabila ada tim yang menanganinya dengan baik.
Untuk itu langkah awal untuk menuju sekolah adiwiyata adalah kita harus mempunyai
tim yang akan bekerja dan saling memotivasi sesama
warga sekolah atau suatu lembaga. Maka langkah awalnya adalah kita
harus membentuk Tim
Adiwiyata kemudian Tim lain yang dianggap
perlu, misalnya
Tim Pokja (Kelompok Kerja). Sedangkan Tim Adiwiyata Sekolah di SMP Negeri 2 Balen terdiri dari unsur-unsur
:
1. Kepala
Sekolah
2. Komite Sekolah
3. Tenaga Pendidik
4. Tenaga Kependidikan
5. Peserta Didik
6. Orang Tua Peserta Didik
B Tinjauan Lingkungan Sekolah
Pada bagian berikut ini kita
akan melihat situasi sekolah dengan meminta untuk membuat tinjauan
lingkungan sekolah tersebut. Apa potensi yang bisa dikembangkan dari
keberadaan sekolah dan permasalahannya. Bagaimana kondisi riil
sekolah selama ini. Hal
ini dapat memudahkan bagi sekolah untuk melangkah sesuai dengan
kemampuannya dan tentu
saja juga dengan usaha yang keras untuk memenuhi program
adiwiyata sekolah.
A. Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan Hidup
Komponen kebijakan
sekolah ini sangat
mendukung keberhasilan program sekolah adiwiyata
di sekolah. Komponen ini mempunyai bobot penilaian 30% dari total
keberhasilan. Adapun
Standar yang kami capai adalah antara lain :
1. KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan )
memuat uapaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, baik pembelajaran Monolitik dan
atau Terintegrasi. Sebagai implementasinya adalah sebagai berikut :
a.Tersusunnya visi, Misi dan Tujuan
yang tertuang dalam KTSP dengan memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
b. Struktur kurikulum memuat mata pelajaran wajib, muatan lokal, pengembangan diri terkait kebijakan perlindungan dan pengelolan lingkungan hidup.
c. Mata pelajaran wajib dan/
atau mulok dilengkapi
Ketuntasan minimal belajar.
2. Rencana Kegiatan dan Anggaran sekolah (RKAS)
RKAS kami memuat program dalam upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup. Harapannya RKAS bisa
mencapai _< 20% anggarannya
adalah untuk kegiatan PPLH. Adapun
implementasinya adalah Rencana kegiatan
dan anggaran sekolah memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, meliputi :
kesiswaan, kurikulum
dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas
pendidik dan tenaga kependidikan, Tersedianya sarana
dan prasarana, budaya dan lingkungan
sekolah, peranserta masyarakat dan kemitraan,
peningkatan dan pengembangan mutu sekolah.
B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan Hidup
Sebagai sekolah adiwiyata komponen ini
sangat penting dalam keberhasilan program sekolah
adiwiyata. Ada dua hal
yang harus diperhatikan
dalam standar pencapaiannya,
antara lain :
1. Tenaga Pendidik
Tenaga Pendidik
memegang peranan penting dalam menanamkan sikap perilaku yang peduli
dan berbudaya lingkungan kepada warga sekolah terutama kepada anak didik.
Untuk itu kepada tenaga pendidik
harus mampu memiliki memahami dan mengembangkan
kompetensi materi PLH ( Pendidikan Lingkungan Hidup). Selain itu tenaga pendidik juga harus mampu mengembangkan isu isu lokal di sekitarnya dan juga mampu
mengembangkan isu isu global
sebagai bahan pengajaran yang terintegrasi dalam setiap
mata pelajaran. Tenaga Pendidik
juga mampu menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan
anak didik secara aktif dalam pembelajaran ( Pakem, belajar aktif, partisipatif
). Kita juga dituntut bisa menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di kelas
maupun di luar kelas. Kemudian mengkomunikasikan hasil – hasil inovasi pembelajaran lewat mading, buletin sekolah, pameran, radio, TV, surat kabar, jurnal, majala dan lain lain.
Keikutsertaan orang tua siswa
dan masyarakat juga diperlukan dalam program pembelajaran
Lingkungan Hidup ini.
2 Pesrta Didik
Para peserta didik bisa menghasilkan karya nyata
yang berkaitandengan pelestarian
fungsi
LH, mencegah terjadinya
pencemaran dan kerusakan
LH. Peserta didik juga diharapkan mampu
menerapkan pengetahuan LH yang diperoleh untuk memecahkan masalah LH dalam kehidupan
sehari –hari. Selain itu juga diharapkan mampu mengkomunikasikan hasil pembelajaran Lh dengan berbagai
cara dan media.
C.
Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
Pada komponen ini ada dua standar
yang harus dicapai, yaitu:
1. Melaksanakan Kegiatan PPLH
Adanya
kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup yang terencana bagi warga sekolah.
Memelihara dan merawat gedung lingkungan
sekolah.
Beberapa implementasi
yang harus di capai oleh sekolah kami
antara lain:
a.
Pemanfaatan Lahan dan fasilitas
yang ada sesuai
dengan kaidah – kaidah perlindungan dan pengelolaan LH ( yaitu peduli pada dampak
yang diakibatkan oleh aktivitas
sekolah)
b. Kita kembangkan kegiatan ekstrakurikuler dengan upaya
terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
c. Kita munculkan kreativitas dan inovasi siswa -
siswi,
warga sekolah dalam upaya PPLH.
d.
Warga sekolah baik siswa, guru, komite, pembantu pelaksana kita ikutkan kegiatan aksi lingkungan yang dilakukan oleh pihakluar.
2 . Menjalin Kemitraan
Sebagai usaha untuk mengenal kegiatan yang diadakan pihak luar dan memperkenalkan eksistensi sekolah, maka
kita adakan Kegiatan kemitraan, dengan implementasi sebagai
berikut :
1. Memanfaatkan pihak luar sebagai nara sumber untuk meningkatkan
pembelajaran
lingkungan hidup, missal dari Konsultan
LH, Pemerintah, media, duniausaha, sekolah lain.
2. Kami
mencari dukungan dari kalangan yang terkait upaya PPLH.
3. Kita tingkatkan peran Komite sekolah
untuk
membangun kemitraan dan
kesuksesan program PPLH di sekolah.
D. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
Komponen sarana ini mempunyai bobot penilaian
10 % dari total penilaian sekolah adiwiyata. Standar utamatercapainya dari komponen ini antara lain :
1. Tersedianya sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan dengan implementasi
sebagai
berikut :
a.
Warga sekolah berusaha menyediakan Sarpras yang bisa mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah. Hal-hal
yang diperhatikan antara lain :Komposter,
air bersih, tempat sampah yang
memadai, drainase yang baik,
RTH, pengalokasian tempat buang tinja dan lain-lain.
b. Sekolah juga berusaha menyediakan
Sarpras yang bisa mendukung pembelajaran
lingkungan hidup. Hal-hal yang dapat disiapkan antara lain : Ruang Composting, Pengelolaan dan pengolahan air, pengelolaan hutan mini, taman, kebun sekolah, green house, tanaman toga, kolam ikan, biopori sumur
resapan. Kesemuanya itu
perawatan, pemeliharaan dilakukan oleh warga sekolah khusunya
oleh anak didik kami sebagai pembelajaran kepada mereka
pentingnya peduli terhadap masalah lingkungan hidup di sekitar
mereka.
2. Standar peningkatan pengelolaan Sarpras ramah lingkungan.
Dalam pengelolaan Sarana dan prasarana dilakukan
oleh seluruh warga sekolah itu sendiri
sebagai bukti bahwa kami peduli terhadap sarpras yang dimiliki.
Hal-hal yang diutamakan
antara lain:
a.
Memelihara sarana prasarana sekolah yang ramah lingkungan, antara lain ruang- ruang kelas kami dan ruang-ruang yang lain memiliki pencahayan yang cukup memadai serta ventilasi
udara alami. Kita tingkatkan pengelolaan dan pemeliharaan
fasilitas sanitasi sekolah, dengan memasang
tatatertib, jadual piket,
dan lain-lain.
b. Kita pasang slogan-slogan pemanfaatan listrik,
air dan ATK secara efisien,agar ada pengurangan
beban pembayaran dan tagihan dari penggunaan hal-hal di atas sampai mendekati 20%. Meningkatkan
pelayanan kantin sekolah, kantin yang sehat dan ramah
lingkungan. Kita adakan pembinaan
kepada
para penjual makanan tentang jajanan, kue, serta makanan yang di sediakan untuk warga sekolah. Kita berikan
pengertian untuk tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang mengandung
4P atau
5P ( Pengawet/Pengenyal, Pewarna, Pemanis, Perasa yang tidak sesuai dengan
standar kesehatan, tidak diperbolehlan menjual makanan yang tercemar/ terkontaminasi, kadaluwarsa. Juga untuk tidak
menggunakan bungkus makanan dan menjual
makanan yang dikemas dengan kemasan yang tidak
ramah lingkungan.
SOSIALISASI, MONITORING DAN EVALUASI
Tahapan
melaksanakan imbas pendampingan Program Adiwiyata Sekolah tentunya
kita harus adakan sosialisasi, monitoring dan evaluasi kegiatan. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan
dalam kegiatan ini, antara lain:
1. Sosialisasi Kegiatan
Yaitu dengan mengadakan sosialisasi program kegiatan dengan cara mendatangi sekolah
dengan memberikan
pemahaman tentang adiwiyata sekolah
kepada warganya.
2. Pencatatan Hasil pelaksanaan
Kegiatan
Kegiatan
ini untuk mengukur sampai dimana tingkat keberhasilan warga sekolah terhadap
program Adiwiyata
yang sudah berjalan. Hasil Penilaian oleh kita pendamping dan Tim Adiwiyata Sekolah itu sendiri lewat lembar
Macro Excel. Hal
ini berguna untuk mengetahui
sampai sejauh mana semua unsur pendukung
keberhasilan program adiwiyata
sekolah yang telah dilakukan.
Adiwiyata Tingkat
Kabupaten : Minimal 56
Adiwiyata Tingkat
Propinsi : Minimal 64
Adiwiyata Tingkat
Nasional : Minimal 72
3. Eco
Mapping
Kegiatan
eco Mapping adalah pemetaan lokasi sekolah dengan dilengkapi penunjukan letak
fasilitas-fasilitas
yang ada di sekolah.
Hali ini akan sangat memudahkan untuk mengecek
dan memonitor
mengevaluasi apa kerusakan dan kekurangan
dan
masalah-masalah yang
berhubungan dengan keberadaan
sarana prasarana sekolah. Juga mudah untuk mendeteksi kemungkinan perbaikan yang di perlukan.
Demikianlah kegiatan pendampingan sosialisasi monitoring dan evaluasi yang bisa kita lakukan.
PENUTUP
Adiwiyata bukan merupakan
lomba, tetapi suatu program sekolah yang diharapkan sekolah tertentu bias memenuhi komponen-komponen yang ada pada
program tersebut. Apabila
sudah terpenuhi komponen-komponen sekolah
adiwiyata maka akan mendapat
predikat Sekolah Adiwiyata yang merupakan
penghargaan. Penghargaan adiwiyata
bukan tujuan akhir, karena tujuan akhirnya
adalah melaksanakan
Aksi Lingkungan Berkelanjutan
dengan melalui pembinaan.
Sekolah Adiwiyata
akan terbentuk secara berjenjang: Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten,
Sekolah Adiwiyata
Tingkat Propinsi,
Sekolah Adiwiyata
Tingkat Nasional, dan Sekolah Adiwiyata Mandiri. Sehingga terjadi peningkatan
kuantitas sekolah adiwiyata. Selanjutnya secara otomatis akan terjadi pula
peningkatan kualitas warga
sekolah baik sikap perilaku dan budaya lingkungan maupun peningkatan kualitas lingkungan
sekolah dan masyarakat sekitarnya. Demikianlah usaha kami Sekolah Adiwiyata
Nasional yang telah berhasil membina sedikitnya
3 sekolah menjadi
sekolah Adiwiyata Kabupaten / Kota dan
menuju adiwiyata propinsi.
Selanjutnya Sekolah kami mempunyai
hak untuk menuju sekolah
Adiwiyata Mandiri.
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Balen
ERMININGSIH,
M.Pd
NIP. 19670605 199003 2 011
Koordinator,
Drs.YAHMAD, M.Pd
NIP.19680305 199512 1 003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar